hiburanet-Beberapa
waktu lalu saya sudah bahas synopsis dari film buffalo boys , sekarang saya
akan mengulas atau mereview film ini.
Buffalo Boys hadir di bioskop Indonesia dengan membawa genre baru yaitu fiksi campur sejarah. Digarap oleh sutradara
Mike Wiluan dan naskah ditulis oleh Mike Wiluan, Raymond Lee, dan Rayya
Makarim.
*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film
yang bisa aja mengganggu buat kalian yang belum nonton.
Di tahun 1860, kolonial Belanda berusaha memaksakan negosiasi
damai dengan sultan pemberontak yang terakhir. Semua yang menolak telah dibunuh
oleh kolonial belanda. Sultan Hamza dan adiknya Arana (Pemeran Arana Muda,
Donny Alamsyah) melarikan diri bersama dengan dua anak Hamza yang masih kecil:
Jamar dan Suwo.
Sultan Hamza meninggal ketika mereka diserang secara mendadak
dan dibunuh oleh Kapten Van Trach yang keji. Arana terpaksa pergi jauh dari
tanah airnya.
Mereka menemukan diri bekerja ribuan kilometer di dunia ‘wild
west’ Amerika, di kereta api bersama dengan imigran dari Cina.
Ketika ada kejadian yang hampir merenggut nyawa Arana (Tio
Pakusadewo), dia memutuskan bahwa sudah saatnya bagi mereka untuk kembali ke
Indonesia untuk membalas dendam ke orang yang membunuh adiknya yang juga ayah
dari Jamar (Ario Bayu) dan Suwo (Yoshi Sudarso).
saat trio kembali ke Indonesia, mereka mengetahui bahwa Van Trach ( Reinout Bussemaker) telah
menjadi gubernur dari sebuah kota kecil. Mereka akan merencanakan pembalasan
dendam terhadap dirinya saat mereka bertemu dengan Kiona (Pevita Pearce), anak gadis
dari Kepala Desa yang cantik jelita.
Pada saat bertemu Suwo kemudian jatuh cinta kepadanya,
sedangkan Jamar lanjut dengan rencana balas dendamnya, dan Arana mendapatkan
kejutan dari masa lalunya.
Memang tidak mudah membuat latar berset zaman dahulu untuk
film Indonesia. Dalam Buffalo Boys, kalian juga
bisa mengetahui set lokasi penjajahan era Belanda di campur gaya bar-
western Amerika. mereka Terlihat sangat
niat dan juga mahal dalam menggarap film ini.
Film ini juga di bintangi oleh actor Ario Bayu dan Yoshi
Sudarso. Yoshi memang fasih berbahasa Inggris namun masih sedikit kaku saat
berbicara bahasa Indonesia.
baca juga :
Untuk adegan aksi mereka tidak diragukan lagi, beragam adegan,
ledakan, baku tembak, bahkan pertarungan mereka berdua cukup mencekam dan
menjadi nilai lebih dari film ini.
Dengan beragam adegan aksi yang memanjakan mata anda,
sayangnya banyak dialog yang terasa hambar. Dengan masih banyaknya karakter
yang belum bisa menggali karakternya sendiri. Berbeda dengan karakter yang dibawakan Happy Salma, ia
sukses membuat penonton mengharu biru lewat perannya sebagai Seruni.
Karakter lainnya adalah Adri yang diperankan oleh Hannah Al
Rashid, sayangnya dia hanya mendapatkan sedikit naskah dan adegan laga bersama
Yoshi. Sia-sia pake make up dan tampilan yang sudah menjiwai. Hahaha….,next.
Pertanyaan yang sempat terlintas di dalam pikiran saya,
mengapa para penjajah dari Belanda ini berbahasa Inggris? Yaa… Mungkin alasan
sang sutradara memilih menggunakan bahasa Inggris untuk kebutuhan festival
film, agar lebih universal.
Di tahun ini film Buffalo Boys bisa mengobati penonton yang
merindukan film sejarah dengan campuran koboi western. Bisa dibilang Buffalo
Boys merupakan film koboi dengan kearifan
lokal. Kapan lagi kalian nonton film sejarah dengan rasa internasional? Genre
campuran ini menjadi sebuah oase di perfilman Indonesia yang dipenuhi film
horor.
Film ini juga dibintangi oleh Reinout Bussemaker, Sunny Pang,
Mike Lucock, Alex Abbad, Donny Alamsyah, Mikha Tambayong, El Manik dan Daniel
Adnan.
Bagi kamu yang sudah kelewatan baca artikel ini, saya
sarankan untuk langsung menontonnya di bioskop.
Comments
Post a Comment